Membacalah Untuk Mengenal Dunia & Menulislah Untuk Dikenal Dunia

Pernahkan mendengar ungkapan di atas? Pada kenyataannya itulah yang berlaku. Kita bisa menjelajah kemana saja di penjuru dunia ini, dengan hanya duduk manis dimana saja dengan cara membaca. Namun kita bisa di kenal dunia, walaupun nyawa tidak bersemayam lagi di raga ini, dengan buah karya kita berupa tulisan. Betapa banyak tokoh-tokoh besar yang namanya tetap hidup walaupun raganya tak lagi ada, namun mereka hidup dengan karya-karya tulisnya. Masih malaskah untuk memulai menulis?Bagi kebanyakan orang, termasuk saya sendiri, menulis bukanlah sesuatu yang bisa dianggap mudah, tetapi juga tidak sesulit yang kita pikirkan. Menulis, tanpa dimulai tidak akan bisa. Ibarat orang belajar naik sepeda, pasti ada jatuh dan lecetnya, namun jika sudah lancar, bahkan bisa lupa bagaiman proses belajarnya. Demikian jugalah dengan menulis. Tanpa di coba dan dilatih terus menerus, kita tidak akan bisa menulis.Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang –orang yang senang bercerita, terutama dalam proses berkomunikasi antarsesamanya. Bagi seorang penulis, menulis tidak ubahnya seperti berbicara. Ketika mengeluarkan argumen dan opini dia bisa menuliskannya seperti layaknya orang bercerita. Apalagi jika bahan yang di tulis sangat dikuasainya. Semua tulisannya mengalir begitu saja. Sebelum kita menulis kita harus tahu dulu apa tujuan kita menulis. Buat apa kita menulis. Jika pertanyaan itu telah terjawab, barulah kita lanjut dengan pertanyaan Bagaimana cara menulis? Itu semua adalah masalah teknis saja. Bisa dipelajari dan dibaca referensinya.Jika ditanya, mengapa menulis, seorang penulis akan mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Bisa jadi karena uang, ketenaran, hobi, bahkan karena tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Seperti yang diungkapkan Lie Charlie dalam “Jadi Penulis Ngetop Itu Mudah”, dengan menulis kita dapat mengekspresikan diri, memberikan opini dan teori, memberikan informasi, mengabadikan sejarah, mencerahkan jiwa, bahkan untuk menghibur orang lain. Alasan dan tujuan seorang penulis itu perlu digali secara dalam dan jelas, karena dapat menggerakkan penulis dalam kegiatan mengayunkan pena di atas kertas dan menghadapi rintangan selama proses menulis berlangsung.Dibandingkan berbicara, menyimak, maupun membaca, menulis memang memiliki kelebihan tersendiri. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan sesuatu yang tak terucapkan, mencerminkan kedalaman pikiran, dapat dibaca berulang-ulang, mudah dipublikasikan, berdaya sebar tinggi, dan abadi melampui zaman. Tidak salahkan dengan ungkapan pada awal tulisan di atas? Melihat hal-hal yang bisa dilakukan dengan menulis, seorang penulis dapat meraih manfaat dalam kegiatan menulis, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.Menulis dapat menyelamatkan hidup. Banyak orang yang terselamatkan hidupnya dengan menulis. Seseorang dapat mengambil keputusan-keputusan yang buruk bagi dirinya, seperti bunuh diri, ketika tidak sanggup lagi menahan geliat kesedihan, tekanan hidup, dan tekanan rasa kecewa yang begitu menyakitkan. Apalagi saat merasa bergumul sendirian dan tidak ada satu pun tempat untuk mencurahkan setiap rasa yang ada. Kita dapat mencurahkan semua rasa itu  dalam bentuk  tulisan atau curahan hati yang kita ungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena banyak penulis besar yang dikenal dunia, bangkit dari keterpurukan hidupnya, dan dia coba untuk menulis.Menulis juga menyehatkan lhoo. Mungkin terdengar lucu, namun hal ini telah diteliti dan dibuktikan bahwa menulis berdampak baik bagi kesehatan. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar menyebutkan bahwa; menulis mampu menjernihkan pikiran; menulis dapat mengatasi trauma; menulis membantu mendapatkan informasi baru;   menulis membantu memecahkan masalah, dan menulis mampu mengubah kehidupan seseorang. Menulis membuat kita selalu dikenang sepanjang masa.Menulislah jika kau ingin dikenang oleh dunia. Orang hidup dibatasi oleh usia. Namun, sebuah tulisan hidup untuk selamanya. Banyak penulis yang sudah tiada, akan tetapi karyanya tetap hidup sampai sekarang dan menjadi referensi bagi orang lain. Tulisan bersifat lebih abadi daripada bahasa lisan. Setelah mendengar orang berbicara, selang beberapa menit seseorang bisa lupa. Berbeda dengan tulisan, ketika seseorang lupa tentang apa yang dibacanya, dia dapat membaca kemudian mengingatnya kembali. Selain itu, ketika tidak mengerti maksud sebuah tulisan, seseorang dapat mempelajarinya berulang-ulang sampai dia mengerti. Kelak, meskipun kita telah tiada, ide dan pikiran kita tetap ada.Dengan menulis kita dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara optimal . Proses penyusunan ide agar tulisan dapat dengan mudah dipahami akan membawa kita kepada pengenalan terhadap ide-ide orang lain dan melahirkan pendapat atas ide-ide tersebut. Karena itu, belajarlah menyusun argumentasi untuk menopang ide agar mudah dipahami (rasional). Hal tersebut berarti menulis membuat kita terbiasa berpikir sistematis dan saksama. Apabila terbiasa melakukannya, kemampuan berpikir kita akan semakin tajam.Menulis bisa mendatangkan kesehatan jasmani dan rohani. Karena dengan menulis, kita bisa mengalihkan pikiran, dan menuangkan rasa yang ada pada tulisan. Kita bisa mengirimkan tulisan kita ke media cetak sebagai motivasi dalam berkarya. Yakinlah akan ada rasa kepuasan tersendiri jika karya kita bisa di baca oleh banyak orang. Dalam arti kata adanya pengakuan bahwa karya kita bisa diterima oleh masyarakat. Hal itu akan menambah kepercayaan diri dalam berkarya. Tetapi terlepas dari semua itu, yang utama dan terutama adalah kita telah mengembangkan talenta menulis yang Allah sudah berikan kepada kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan, bisa kami bantu?